ANAK ELANG
oleh Tom Reilley
Ketangguhan dari anak-anak elang tergantung pada setiap kata yang disampaikan Elang Besar saat menggambarkan hal-hal luar biasa yang telah dilakukannya. Ini adalah hari yang penting bagi anak-anak elang itu. Mereka bersiap untuk terbang sendirian dari sarang mereka untuk pertama kalinya. Ini merupakan hal yang membangun rasa percaya diri yang dibutuhkan oleh sebagian besar dari mereka untuk memenuhi takdir.
“Seberapa jauh aku bisa pergi?” Tanya seekor anak elang.
“Seberapa jauh kau bisa melihat?” jawab elang yang sudah berpengalaman.
“Seberapa tinggi aku bisa terbang?” Tanya anak elang kecil.
“Seberapa jauh kau bisa mengembangkan sayap-sayapmu?” Tanya elang tua.
“Seberapa lama aku bisa terbang?” anak elang itu bersikeras.
“Seberapa jauh kaki langit itu?” sang mentor mengajukan pertanyaan lagi padanya.
“Sebaiknya seberapa banyak impianku?” Tanya anak elang itu.
“Seberapa banyak kau bisa bermimpi?” ujar elang yang lebih dewasa,lebih bijaksana, sambil tersenyum.
“Seberapa banyak yang bisa kuraih?” lanjut elang kecil itu.
“Seberapa besar kau bisa percaya?” tantang elang dewasa.
Putus asa dengan olok-olok tersebut,anak elang itu mendesak, “Mengapa kau tidak menjawab pertanyaan-pertanyaanku?.
“Aku sudah menjawabnya.”
“Ya. Tapi kau menjawabnya dengan pertanyaan-pertanyaan.”
“Aku menjawabnya dengan jawaban terbaik yang bisa kuberikan”.
“Tapi kau adalah Elang Berpengalaman. Seharusnya kau tau segalanya. Jika kau tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, lalu siapa yang bisa menjawabnya?”
“Kau.” Ujar elang tua itu meyakinkan.
“Aku?” Bagaimana mungkin?” anak elang itu bingung.
“Tidak ada yang bisa memberitahumu seberapa tinggi kau terbang atau seberapa banyakkau bermimpi. Jawabannya akan berbeda pada masing-masing elang. Hanya Tuhan dank au sendiri yang tahu seberapa jauh kau akan pergi. Tidak ada satu makhlukpun di muka bumi ini yang mengetahui kekuatanmu atau apapun yang ada dalam hatimu. Kau sendiri yang akan menjawabnya. Satu-satunya hal yang membatasi dirimu adalah batasan dari imajinasimu”.
Anak elang itu bingung dengan jawaban yang diberikan ini, kemudian bertanya, “Apa yang sebaiknya aku lakukan?”
“Pandanglah kaki langit, kembangkan sayapmu, dan terbanglah.”.
(sumber : Mac Anderson, The Power of Attitude, 2010)