Ahlan Wa Sahlan Saudara/Saudariku...
Kamis, 10 Maret 2011
Sabtu, 26 Februari 2011
Rabu, 09 Februari 2011
INSTALL CINTA KASIH
Customer Service (CS) : Ya, ada yang bisa saya bantu?
Pelanggan (P) : Baik, setelah saya pertimbangkan, saya ingin menginstal cinta kasih. Bisakah anda memandu saya menyelesaikan prosesnya?
CS : Ya, saya dapat membantu anda. Anda siap melakukannya?
P : Baik, saya tidak mengerti secara teknis, tetapi saya siap untuk menginstalnya sekarang. Apa yang harus saya lakukan dahulu?
CS : Langkah pertama adalah membuka HATI anda. Tahukan anda di mana HATI anda?
P : Ya, tapi ada banyak program yang sedang aktif. Apakah saya tetap bisa menginstalnya sementara program-program tersebut aktif?
CS : Program apa saja yang sedang aktif?
P : Sebentar, saya lihat dulu, Program yang sedang aktif adalah SAKITHATI.EXE, MINDER.EXE, DENDAM.EXE dan BENCI.COM.
CS : Tidak apa-apa. CINTA-KASIH akan menghapus SAKITHATI.EXE dari system operasi Anda. Program tersebut akan tetap ada dalam memori anda, tetapi tidak lama karena akan tertimpa program lain. CINTA-KASIH akan menimpa MINDER.EXE dengan modul yang disebut PERCAYADIRI.EXE. Tetapi anda harus mematikan BENCI.COM dan DENDAM.EXE. Program tersebut akan menyebabkan CINTA-KASIH tidak terinstal secara sempurna. Dapatkah anda mematikannya?
P : Saya tidak tahu cara mematikannya. Dapatkah anda memandu saya?
CS : Dengan senang hati. Gunakan Start menu dan aktifkan MEMAAFKAN.EXE. Aktifkan program ini sesering mungkin sampai BENCI.COM dan DENDAM.EXE terhapus.
P : OK, sudah. CINTA-KASIH mulai terinstal secara otomatis. Apakah ini wajar?
CS : Ya, anda akan menerima pesan bahwa CINTA-KASIH akan terus diinstal kembali dalam HATI anda. Apakah anda melihat pesan tersebut?
P : Ya. Apakah sudah selesai terinstal?
CS : Ya, tapi ingat bahwa anda hanya punya program dasarnya saja. Anda perlu mulai menghubungkan HATI yang lain agar untuk mengupgradenya.
P : Oops. Saya mendapat pesan error. Apa yang harus saya lakukan?
CS : Apa pesannya?
P : “ERROR 412 - PROGRAM NOT RUN ON INTERNAL COMPONENT”. apa artinya?
CS : Jangan kuatir, itu masalah biasa. Artinya, program CINTA-KASIH diset untuk aktif di HATI eksternal tetapi belum bisa aktif dalam HATI internal anda. Ini adalah salah satu kerumitan pemrograman, tetapi dalam istilah non-teknis ini berarti anda harus men-”CINTA-KASIH”-i mesin anda sendiri sebelum men-”CINTA-KASIH”-i orang lain.
P : Lalu apa yang harus saya lakukan?
CS : Dapatkan anda klik pulldown direktori yang disebut “PASRAH”?
P : Ya, sudah.
CS : Bagus. Pilih file-file berikut dan salin ke direktori “MYHEART” MEMAAFKAN DIRI-SENDIRI.DOC, dan MENYADARI-KEKURANGAN.TXT. sistem akan menimpa file-file konflik dan mulai memperbaiki program-program yang salah. Anda juga perlu mengosongkan Recycle Bin untuk memastikan program-program yang salah tidak muncul kembali.
P : Sudah. Hei! HATI saya terisi file-file baru. SENYUM.MPG aktif di monitor saya dan menandakan bahwa DAMAI.EXE dan KEPUASAN.COM dikopi ke HATI. Apakah ini wajar?
CS : Kadang-kadang. Orang lain mungkin perlu waktu untuk mendownloadnya. Jadi CINTA-KASIH telah terinstal dan aktif. Anda harus bisa menanganinya dari sini. Ada satu lagi hal yang penting.
P : Apa?
CS : CINTA-KASIH adalah freeware. Pastikan untuk memberikannya kepada orang lain yang anda temui. Mereka akan share ke orang lain dan seterusnya sampai anda akan menerimanya kembali.
*************************************
Source : http://www.forumbebas.com/archive/index.php/thread-43351.html
Minggu, 23 Januari 2011
HAKiKAT CINTA DAN PERKAWINAN
Suatu hari Plato bertanya kepada Gurunya, "Apa itu cinta? Bagaimana saya bisa menemukannya?"
Gurunya menjawab, "Ada ladang gandum yang luas di depan sana. Berjalanlah kamu tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta."
Plato pun berjalan, dan tak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.
Gurunya bertanya, "Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?"
Plato menjawab, "Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik). Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut. Saat ku melanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru ku sadari bahwasanya ranting-ranting yang ku temukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatang pun pada akhirnya."
Gurunya kemudian menjawab, "Jadi, ya itulah cinta."
Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya, "Apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya?"
Gurunya pun menjawab, "Ada hutan yang subur di depan sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan."
Plato pun menjawab, "Sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajahi hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya."
Gurunyapun kemudian menjawab, "Dan ya itulah perkawinan."
Cinta itu semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan. Cinta adanya di dalam lubuk hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih.
Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka yang didapat adalah kehampaan.. tiada sesuatupun yang didapat, dan tidak dapat dimundurkan kembali.
Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur. Terimalah cinta apa adanya.
Perkawinan adalah kelanjutan dari cinta. Adalah proses mendapatkan kesempatan, ketika kamu mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya.
Ketika kesempurnaan ingin kau dapatkan, maka sia-sialah waktumu dalam mendapatkan perkawinan itu, karena sebenarnya kesempurnaan itu hampa adanya.
**************************
Source : http://www.dudung.net/artikel-bebas/cinta-dan-perkawinan-menurut-plato.html
Selasa, 18 Januari 2011
Apa itu Cinta ?
Mereka yang tidak menyukainya menyebutnya tanggung jawab,
Mereka yang bermain dengannya, menyebutnya sebuah permainan,
Mereka yang tidak memilikinya, menyebutnya sebuah impian,
Mereka yang mencintai, menyebutnya takdir.
Kadang Tuhan yang mengetahui yang terbaik, akan memberi kesusahan untuk menguji kita
Kadang Ia pun melukai hati, supaya hikmat-Nya bisa tertanam dengan dalam.
Jika kita kehilangan cinta, maka pasti ada alasan di baliknya.
Alasan yang kadang sulit untuk dimengerti, namun kita tetap harus percaya bahwa ketika Ia mengambil sesuatu, Ia telah siap memberi yang lebih baik.
Mengapa menunggu?
Karena walaupun kita ingin mengambil keputusan, kita tidak ingin tergesa-gesa.
Karena walaupun kita ingin cepat-cepat, kita tidak ingin sembrono.
Karena walaupun kita ingin segera menemukan orang yang kita cintai,
kita tidak ingin kehilangan jati diri kita dalam proses pencarian itu.
Jika ingin berlari, belajarlah berjalan dahulu,
Jika ingin berenang, belajarlah mengapung dahulu,
Jika ingin dicintai, belajarlah mencintai dahulu.
Pada akhirnya, lebih baik menunggu orang yang kita inginkan, ketimbang memilih apa yang ada.
Tetap lebih baik menunggu orang yang kita cintai, ketimbang memuaskan diri dengan apa yang ada.
Tetap lebih baik menunggu orang yang tepat, karena hidup ini terlampau singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yang salah, karena menunggu mempunyai tujuan yang mulia dan misterius.
Perlu kau ketahui bahwa
Bunga tidak mekar dalam waktu semalam,
Kota Roma tidak dibangun dalam sehari,
Kehidupan dirajut dalam rahim selama sembilan bulan,
Cinta yang agung terus bertumbuh selama kehidupan.
Kebanyakan hal yang indah dalam hidup memerlukan waktu yang lama,
Dan penantian kita tidaklah sia-sia.
Walaupun menunggu membutuhkan banyak hal - iman, keberanian, dan pengharapan, penantian menjanjikan satu hal yang tidak dapat seorangpun bayangkan.
Pada akhirnya. Tuhan dalam segala hikmat-Nya, meminta kita menunggu, karena alasan yang penting.
********************
Source : http://ellawutari.multiply.com/notes/item/1
Minggu, 09 Januari 2011
Tuhan, Jadikan Aku Sebuah Televisi!!!
Seorang guru dari sekolah dasar meminta murid2nya untuk membuat sebuah essay tentang apa yang ingin Tuhan lakukan untuk mereka. Pada hari akhir, saat menandai essay, dia membaca salah satu essay yang membuatnya sangat emosional. suaminya yang baru saja masuk, melihat istrinya menangs dan bertanya "apa yang terjadi ?"
dia menjawab "baca ini, salah satu essay dari muridku" .
"oh tuhan malam ini aku memohon kepadaMu sesuatu yang sangat spesial, buatlah aku menjadi TV. aku ingin mengambil tempat dan hdup seperti TV dirumahku. mempunyai tempat yang istimewa dan ada keluarga yang selalu ada di sekelling AKU.
menjadi serius ketika aku Berbicara. aku ingin menjadi pusat perhatian dan didengarkan tanpa ada interupsi atau pertanyaan. aku ingin menerima perlakuan khusus yang sama seperti TV sekalipun itu rusak. menemani ayahku saat dia baru pulang kerja bahkan saat dia kelelahan. dan aku mau ibuku menginginkanku saat dia sedih dan bingung, bukannya malah mengabaikanku. dan aku ingin sodara2ku berjuang untuk bersamaku.
aku ingin merasakan keluargaku meninggalkan masalah, sekarang dan nanti hanya untuk menghabskan waktu bersamaku. and at last but not least, memastikan bahwa aku bisa membuat mereka semua senang dan ceria.
Tuhan aku tidak banyak memnta, aku hanya ingin hidup seperti TV"
Pada saat it suaminya berkata , "oh Tuhan, anak yang malang. Orang tuanya sangat mengecewakan!"
Istrinya menatapnya dan berkata , "essay ini adalah milik anak kita !!
*********************************************
Dari dialog ayah di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa kita dapat dengan sangat mudah menyalahkan orang lain / mencari kesalahan orang lain... tanpa perlu melihat kesalahan yang telah kita lakukan...
Kita dengan sangat mudah pula melupakan kesalahan yang telah kita lakukan ...
"Koreksi dulu kesalahan diri sendiri sebelum mengoreksi kesalahan orang lain..."
Source : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4517285
Rabu, 01 Desember 2010
BERBAGI CINTA....!!
Bila ada ajakan untuk berbagi, apa yang ada di pikiran anda? Berbagi dana, pakaian layak pakai, sembako, susu, makanan atau bentuk materia lainnya. Jawaban itu boleh jadi karena pengaruh ide materilistik yang telah mengglobal. Mengukur segala sesuatunya dengan ukuran yang bersifat material dan kasat mata. Pengalaman nyata dari ayah angkat saya mungkin bisa menjadi pelajaran bahwa berbagi tidaklah mesti berbentuk material.
Setiap tahun, ayah angkat saya punya kebiasan berkeliling ke berbagai panti asuhan dan rumah anak yatim. Kunjungan biasanya dilakukan dua kali. Awal bulan Ramadhan dan akhir bulan Ramadhan. Kunjungan pertama adalah survey untuk mengetahui kebutuhan panti asuhan atau rumah yatim. Kunjungan kedua membawa bantuan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan
Ketika berkunjung ke salah satu rumah yatim, ayah angkat saya bertemu dengan seorang bocah bernama Nina.
“Nina, apa yang anakku mau sayang” begitu ayah saya membuka percakapan.
“Nina mau baju baru?, sepatu baru?, tas baru? Atau apa nak? tambah ayah saya.
“Nggak ah… ntar om marah” jawab Nina.
“nggak sayang, om tidak akan marah” ayah saya menimpali.
“Nggak ah… ntar om marah” Nina mengulang jawabannya.
Ayah saya berpikir, pasti yang diminta Nina adalah sesuatu yang mahal. Rasa keingintahuan orang tua saya semakin menjadi. Maka dia dekati lagi Nina sambil berkata, “ayo nak katakan apa yang kamu minta sayang”
“Tapi janji ya om tidak marah” jawab Nina manja. “Om janji tidak akan marah sayang” tegas ayah saya.
“Bener om tidak akan marah” sahut Nina agak ragu. Ayah saya menganggukkan kepala pertanda bahwa ia setuju untuk tidak marah
Nina menatap tajam wajah ayah saya. Sementara ayah saya berpikir, apa gerangan yang diminta oleh Nina. “Seberapa mahal sich yang bocah kecil ini minta sampai dia harus meyakinkan bahwa saya tidak akan marah’ pikir ayah saya. Sambil tersenyum orang tua saya mengatakan
“ayo nak, katakan, jangan takut, om tidak akan marah nak.”
Dengan terus menatap wajah ayah saya, Nina berkata;
“bener ya om tidak marah.”
Sekali lagi ayah saya mengganggukan kepala. Dengan wajah berharap-harap cemas, Nina mengajukan permintaanya
“om, boleh nggak saya memanggil ayah” Mendengar jawaban itu, tak kuasa ayah saya membendung air matanya. Segera dia peluk Nina dan mengatakan
“tentu anakku.. tentu anakku… mulai hari ini Nina boleh memanggil ayah, bukan om”
Sambil memeluk erat ayah saya, dengan terisak Nina berkata “terima kasih ayah… terima kasih ayah…
Hari itu, adalah hari yang tak akan terlupakan buat ayah saya. Dia habiskan waktu beberapa saat untuk bermain dan bercengkrama dengan Nina. Karena merasa belum memberikan sesuatu yang berbentuk material kepada Nina maka sebelum pulang, ayah saya berkata kepada Nina
“anakku, sebelum lebaran nanti ayah akan datang lagi kemari bersama ibu, apa yang kamu minta nak?”
“Khan udah tadi, Nina sudah boleh memanggil ayah” sergah Nina.
“Nina masih boleh minta lagi sama ayah. Nina boleh minta sepeda, otoped atau yang lain, pasti akan ayah kasih.” Sambil memegang tangan ayah saya, Nina memohon
“nanti kalau ayah datang sama ibu ke sini, saya minta ayah bawa foto bareng ayah, ibu dan kakak-kakak, boleh khan ayah?”
Tiba-tiba kaki orang tua saya lunglai, dia terduduk, bersimpuh di depan Nina. Dia peluk lagi Nina sambil bertanya; “buat apa foto itu nak?”
Tanpa ragu Nina menjawab “Nina ingin tunjukkan sama temen-temen Nina di sekolah, ini foto ayah Nina, ini ibu Nina, ini kakak-kakak Nina.” Ayah saya memeluk Nina semakin erat, seolah ia tak mau berpisah dengan seorang bocah yang menjadi guru kehidupan di hari itu.
*****************************************************
Terima kasih Nina, walau usiamu masih belia kau telah mengajarkan kepada kami tentang makna berbagi cinta. Berbagilah cinta, karena itu lebih bermakna dibandingkan dengan sesuatu yang kasat mata. Berbagilah cinta, maka kehidupan anda akan lebih bermakna. Berbagilah cinta agar orang lain merasakan keberadaan anda di dunia.
source:
http://www.facebook.com/group.php?gid=118291638217598
Setiap tahun, ayah angkat saya punya kebiasan berkeliling ke berbagai panti asuhan dan rumah anak yatim. Kunjungan biasanya dilakukan dua kali. Awal bulan Ramadhan dan akhir bulan Ramadhan. Kunjungan pertama adalah survey untuk mengetahui kebutuhan panti asuhan atau rumah yatim. Kunjungan kedua membawa bantuan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan
Ketika berkunjung ke salah satu rumah yatim, ayah angkat saya bertemu dengan seorang bocah bernama Nina.
“Nina, apa yang anakku mau sayang” begitu ayah saya membuka percakapan.
“Nina mau baju baru?, sepatu baru?, tas baru? Atau apa nak? tambah ayah saya.
“Nggak ah… ntar om marah” jawab Nina.
“nggak sayang, om tidak akan marah” ayah saya menimpali.
“Nggak ah… ntar om marah” Nina mengulang jawabannya.
Ayah saya berpikir, pasti yang diminta Nina adalah sesuatu yang mahal. Rasa keingintahuan orang tua saya semakin menjadi. Maka dia dekati lagi Nina sambil berkata, “ayo nak katakan apa yang kamu minta sayang”
“Tapi janji ya om tidak marah” jawab Nina manja. “Om janji tidak akan marah sayang” tegas ayah saya.
“Bener om tidak akan marah” sahut Nina agak ragu. Ayah saya menganggukkan kepala pertanda bahwa ia setuju untuk tidak marah
Nina menatap tajam wajah ayah saya. Sementara ayah saya berpikir, apa gerangan yang diminta oleh Nina. “Seberapa mahal sich yang bocah kecil ini minta sampai dia harus meyakinkan bahwa saya tidak akan marah’ pikir ayah saya. Sambil tersenyum orang tua saya mengatakan
“ayo nak, katakan, jangan takut, om tidak akan marah nak.”
Dengan terus menatap wajah ayah saya, Nina berkata;
“bener ya om tidak marah.”
Sekali lagi ayah saya mengganggukan kepala. Dengan wajah berharap-harap cemas, Nina mengajukan permintaanya
“om, boleh nggak saya memanggil ayah” Mendengar jawaban itu, tak kuasa ayah saya membendung air matanya. Segera dia peluk Nina dan mengatakan
“tentu anakku.. tentu anakku… mulai hari ini Nina boleh memanggil ayah, bukan om”
Sambil memeluk erat ayah saya, dengan terisak Nina berkata “terima kasih ayah… terima kasih ayah…
Hari itu, adalah hari yang tak akan terlupakan buat ayah saya. Dia habiskan waktu beberapa saat untuk bermain dan bercengkrama dengan Nina. Karena merasa belum memberikan sesuatu yang berbentuk material kepada Nina maka sebelum pulang, ayah saya berkata kepada Nina
“anakku, sebelum lebaran nanti ayah akan datang lagi kemari bersama ibu, apa yang kamu minta nak?”
“Khan udah tadi, Nina sudah boleh memanggil ayah” sergah Nina.
“Nina masih boleh minta lagi sama ayah. Nina boleh minta sepeda, otoped atau yang lain, pasti akan ayah kasih.” Sambil memegang tangan ayah saya, Nina memohon
“nanti kalau ayah datang sama ibu ke sini, saya minta ayah bawa foto bareng ayah, ibu dan kakak-kakak, boleh khan ayah?”
Tiba-tiba kaki orang tua saya lunglai, dia terduduk, bersimpuh di depan Nina. Dia peluk lagi Nina sambil bertanya; “buat apa foto itu nak?”
Tanpa ragu Nina menjawab “Nina ingin tunjukkan sama temen-temen Nina di sekolah, ini foto ayah Nina, ini ibu Nina, ini kakak-kakak Nina.” Ayah saya memeluk Nina semakin erat, seolah ia tak mau berpisah dengan seorang bocah yang menjadi guru kehidupan di hari itu.
*****************************************************
Terima kasih Nina, walau usiamu masih belia kau telah mengajarkan kepada kami tentang makna berbagi cinta. Berbagilah cinta, karena itu lebih bermakna dibandingkan dengan sesuatu yang kasat mata. Berbagilah cinta, maka kehidupan anda akan lebih bermakna. Berbagilah cinta agar orang lain merasakan keberadaan anda di dunia.
source:
http://www.facebook.com/group.php?gid=118291638217598
Langganan:
Postingan (Atom)